DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB II
Tinjauan Pustaka
A. Landasan Teori
B. Penelitian yang Relavan
BAB III
Metode Penelitian
A. Data dan Sumber Data
B. Desain Penelitian
C. Teknik Mengumpulkan Data
D. Teknik Analisis
BAB IV
Pembahasan
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Puji syukur saya panjatkan atas rahmat dan berkah Tuhan Yang Maha Kuasa. Yang mana dengan kemudahan dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas laporan observasi yang bertemakan “Bullying“.
Adapun laporan observasi ini saya susun guna memenuhi persyaratan nilai tugas dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMA PATRA MANDIRI 01 PLAJU
Terima kasih juga saya ucapkan kepada guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia karena telah memberikan saya tugas sehingga mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua saya yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan serta do’a yang selalu mengiringi saya.
Saya selaku penyusun sadar akan ketidaksempurnaan dan kekurangan dalam laporan ini baik dalam hal sistem penyusunan maupun hasil observasinya. Oleh sebab itu saya sangat berharap atas kritik dan saran yang membangun guna mengembangkan pengetahuan saya dan penunjang lebih baik lagi untuk laporan observasi selanjutnya.
Palembang, November 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bullying tidak asing lagi untuk didengar di Negara
ini. Bullying bahkan tak pernah dapat diartikan ke dalam Bahasa Indonesia.
Kekerasan sepertinya tidak cukup untuk menggambarkan makna dari bullying itu
sendiri. Di samping itu, bullying tidak serta-merta hanya sebatas tekanan fisik
dan mental, melainkan bisa meninggalkan trauma yang amat mendalam bagi korban
kasus bullying.
Masa
remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa
dewasa. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik
dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati
dengan berbagai kesulitan. Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati
beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan
mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang
ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat,
agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut. Pada masa ini
juga kondisi psikis remaja sangat labil. Karena masa ini merupakan fase
pencarian jati diri. Biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang
baru dilihat atau diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan
keluarga, sekolah, teman sepermainan dan masyarakat. Semua pengetahuan yang
baru diketahuinya baik yang bersifat positif maupun negatif akan diterima dan
ditanggapi oleh remaja sesuai dengan kepribadian masing-masing. Remaja dituntut
untuk menentukan dan membedakan yang terbaik dan yang buruk dalam kehidupannya.
Disinilah peran lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk membentuk
kepribadian seorang remaja
Perilaku
bullying dari waktu ke waktu terus menghantui anak-anak Indonesia. Kasus
bullying yang sering dijumpai adalah kasus senioritas atau adanya intimidasi
siswa yang lebih senior terhadap adik kelasnya baik secara fisik maupun
non-fisik. Di temukan fakta seputar
bullying berdasarkan survei yang dilakukan oleh Latitude News pada 40 negara.
Salah satu faktanya adalah bahwa pelaku bullying biasanya para siswa atau
mahasiswa laki-laki. Sedangkan siswi atau mahasiswi lebih banyak menggosip
ketimbang melakukan aksi kekerasan dengan fisik. Dari survei tersebut juga
terdapat negara-negara dengan kasus bullying tertinggi di seluruh dunia. Dan
yang parahnya, Indonesia masuk di urutan ke dua. Lima negara dengan kasus
bullying tertinggi pada posisi pertama ditempati oleh Jepang, kemudian
Indonesia, Kanada, Amerika Serikat, dan Finlandia.
Kasus bullying di Indonesia seringkali terjadi
di institusi pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan data dari Komisi Nasional
Perlindungan Anak, tahun 2011 menjadi tahun dengan tingkat kasus bullying
tertinggi di lingkungan sekolah yaitu sebanyak 339 kasus kekerasan dan 82
diantaranya meninggal dunia (Komnas PA, 2011).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan bullying ?
2. Bagaimana
bentuk perilaku bullying ?
3. Bagaimana
dampak dari bullying ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan karya ilmiah secara
umum adalah sebagai penunjang dan melengkapi persyaratan tugas untuk mata
kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah Sedangkan tujuan khusus pembuatan laporan
ini adalah :
1. Untuk
mengetahui apa pengertian dari bullying.
2. Untuk
mengetahui bentuk perilaku bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.
3. Untuk
mengetahui dampak dari bullying.
1.4 Manfaat
Manfaat
penulisan laporan ini adalah :
1. Sebagai
referensi bacaan untuk para pembaca .
2. Sebagai
pengetahuan terhadap pembaca
Menurut Alexander (dikutip Sejiwa,
2008.10 dalam Widiharto 2008.3) menjelaskan bahwa bullying adalah
masalah kesehatan publik yang perlu mendapatkan perhatian karena orang-orang
yang menjadi korban bullying kemungkinan akan menderita depresi dan
kurang percaya diri. Penelitian-penelitian juga menunjukkan bahwa peserta didik
yang menjadi korban bullying akan mengalami kesulitan dalam bergaul.
Bullying berasal dari bahasa Inggris (bully)
yang berarti menggertak atau mengganggu. banyak definisi tentang bullying
ini, terutama yang terjadi dalam konteks lain ( tempat kerja, masyrakat.
komunitas virtual),Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2001).
Bullying secara sederahan diartikan sebagai
penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau kelompok
sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya (Suryanto, 2007.1
dalam Widiharto.2)
Berdasarkan
data yang didapat dalam sebuah penemuan internasional dikatakan 59 persen siswa
di Indonesia yang disurvey melaporkan bahwa siswa tersebut mendengar ejekan
yang menyakitkan hati dan perasaannya setiap harinya di sekolah sehingga merasa
enggan atau malas untuk datang ke sekolah lantaran trauma dan 10% sampai 16%
siswa di Indonesia yang disurvey melaporkan bahwa siswa tersebut telah diejek,
diolok-olok, dikucilkan, dipukul, ditendang, atau didorong setidaknya sekali
dalam setiap minggunya di sekolah. (Huneck, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan oleh seorang psikolog bernama
A. Kasandra Putranto pada seminar yang diadakan di Universitas Sarjanawiyata
Tamansiswa Yogyakarta pada tanggal 21 November 2012 lalu, menunjukkan bahwa
dari 353 siswa yang dijadikan sampel penelitian, tindak bullying yang pernah
dialami oleh mereka merupakan tindak bullying dalam klasifikasi fisik dan
psikis. Bullying tersebut 33% disebabkan karena siswa kesulitan dalam bergaul
dan 26% disebabkan karena fisik yang kecil/ lemah dan cacat. Hasil penelitian
tersebut juga menunjukkan dampak yang ditimbulkan oleh aksi bullying membuat
55% siswa merasa tertekan dan gugup, sedangkan 37% siswa mengalami kekurangan
dalam berkonsentrasi. Dalam penelitian tersebut, ditunjukkan pula bahwa 36%
korban bullying membalas tindak bullying yang mereka terima ( Koebler,
Jason. 2011 ).
Saya mendapatkan data mengenai Bullying di Internet, Televisi, dan juga koran. Bullying dapat kita jumpai disekitar
kita tanpa anda sadari itu karena anda tidak memperhatikan dan juga tidak
peduli dengan lingkungan sekitar anda.
Menurut Oakley.1999:156 dalam Jurnal internasional relations Penelitian
Kuantitatif adalahPenelitian Ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena yang terjadi.
Menurut Prof. Heru (2006) Observasi adalah Aktivitas yang dilakukan
seseorang terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian
memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan
yang sudah diketahui sebelumnya,untuk mendapatkan informasi-informasi yanf
dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
Menurut Sugiyono ( 2003:II ) Deskriptif Kualitatif : Prosedur
penelitian berdasarkan data deskriptif ,yaitu berupa lisan atau kata tertulis
dari seseorang subjek yang telah diamati dan memiliki karakteristik bahwa data
yang tidak diubah serta menggunakan cara yang sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenaranya.
Pengertian Bullying memiliki
batasan cukup luas ,tak sekedar tindakan kekerasan fisik.Bullying berasal dari
kata “bully”,yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya ancaman yang
dilakukan seseorang terhadap orang lain. Selain gangguan fisik,korban bullying
juga akan mengalami gangguan psikis,berupa stres,karena bullying biasanya
berlangsung dalam waktu yang lama.
Dengan demikian, bullying
pada hakikatnya adalah “ tindakan menggunakan kekuatan ataupun kekuasaan, untuk
melukai seseorang maupun kelompok, secara fisik, mental, serta verbal, sehingga
menyebabkan korbanya merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya”. Maka
berlangsungnya bentuk kekerasan ini dalam dunia pendidikan,yang diakui atau
tidak hingga kini masih saja terus terjadidi negeri kita, jelas merupakan pelanggaran
Hak Anak secara kasat mata, sehingga mesti segera diakhiri.
Pendidikan sebagaimana diketahui,
adalah paduan dari kata education. Education sendiri berasal dari kata
“educare”, yang berarti ‘mendorong keluar’atau ‘memunculkan sesuatu dari
dalam’. Dengan demikian pendidikan pendidikan sesungguhnya tidaklah identik
dengan proses memasukkan sesuatu dari luar ke dalam, melainkan justru
sebaliknya proses memunculkan sesuatu dari dalam ke luar.
Secara garis besar bullying dapat
dikategorikan dalam beberapa bentuk agresivitas,yakni :
a)
Agresivitas Fisik
Misalnya : memukul, mencakar, mencubit, menjabak,
menendang, merusak barang,memeras, melakukan pelecehan,dll
b)
Agresivitas Emosional
Misalnya : mengancam, menakut-nakuti,
menggertak, mempermaikankan, dll
c)
Agresivitas Verbal
Misalnya : mengejek, menghina, mengolok-olok, memaki,
merendahkan, mengitimidasi dll
d)
Agresivitas Non Verbal
1.
Langsung
Misalnya : memandang secara sinis,
menibir, menampakkan ekspresi wajah menghina atau merendahkan, dan lain-lain.
2.
Tak langsung
Misalnya : tak memedulikan,
menyikapi dengan cuek, mendiamkan, mengabaikan, mengucilkan, menelantarkan,
mengirimi surat-kaleng,dan lain-lain.
Adanya Bullying antar anak ,biasanya
terjadi pada anak usia sekolah. Para pelaku umumnya memiliki sifat berani, tidak
mudah takut, dan punya motif dasar tertentu, yakni agretivitas, rasa rendah
hati, dan kecemasan. Jadi bullying menjadi bentuk “ mekanisme pertahanan diri”
yang digunakan pelaku untuk menutupi perasaan rendah dirinya sendiri.
Para korban bullyimg umumnya bukanlah pemberani, memiliki rasa cemas, dan
rendah diri, yang menjadikan mereka sebagai korban tindak kekerasan ( Ramdan,
Dadan Muhammad. 2008 ). Akibat mendapat perlakuan ini,korban pun memiliki rasa
dendam,untuk suatu ketika akan mebalasnya terhadap individu lain. Sehingga
bukan tak mungkin korban bullying akan menjadi pelaku bullying pada anak lain
yang ia pandang sesuai dengan tujuannya,yaitu guna mendapat kepuasan dengan
cara membalas dendam. Ada proses belajar yang sudah ia jalani, dan ada dendam
yang tak terselesaikan.siswa korban “bullying” akan mengalami permasalahan
kesulitan dalammembina hubungan interpersonal dengan orang lain dan jarang
datang ke sekolah. Akibatnya, mereka (korban bullying) ketinggalan pelajaran
dan sulit berkonsentrasi dalam belajar sehingga hal tersebut mempengaruhi
kesehatan fisik dan mental baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Beberapa hal yang bisa menjadi indikasi awal bahwa anak mungkin sedang
mengalami “bullying” di skolaholeh bullying, tidak menyadari dampak
bullying yang merusak kegiatan belajar siswa, serta tida ada campur tangan
secara efektif dari sekolah.
Penyebab terjadinya bullying
tak jarang dikaitkan dengan adanya tindak kekerasan yang dialami oleh pelaku di
masa sebelumnya, itu terjadi di rumah maupun di dekolah, yang dilakukan baik
oleh orangtua maupun para guru. Demikian pula pengaruh budaya kekerasan di
telivisi dan flim. Kata-kata kunci untuk mengakhiri rangkaian tindakan bullying
yang terjadi di lingkungan sekolah maupun di rumah,tak lain adalah “ STOP
KEKERASAN” artinya kkersan harus diakhiri dalam semua bidang kehidupan di
lingkungan atau pun sekolah.
Di samping itu cara mengatasi bullying yang terjadi di kalangan
remaja Pencegahan agar anak tidak menjadi pelaku bullying, Cara
menghimbau para orang tua untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak sejak
dini.Ajarkan anak untuk memliki rasa empati, menghargai orang lain, dan
menyadarkan sang anak bahwa dirinya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang
lain dalam kehidupannya. Masyarakat mendesak pemerintah agar memiliki program
yang tegas, jelas dan terarah, kalau kita diam saja, maka itu sama saja dengan
melegalkan tradisi dendam di sekolah tersebut. Dan merupakan bahaya yang akan
kerap menghantui para siswa sekolah, baik pada generasi ini, dan pada generasi
mendatang.Untuk mengatasi dan mencegah masalah bullying diperlukan kebijakan
yang bersifat menyeluruh di sekolah, sebuah kebijakan yang melibatkan komponen
dari guru sampai siswa, dari kepala sekolah sampai orang tua murid ,kerja sama
antara guru,orang tua dan masyarakat atau pihak lain yang terkait seperti
kepolisian, aparat hukum dan sebagainya. sangat diperlukan dalammenangani
masalah ini.
Peran orang tua di rumah harus mampu menciptakan komunikasi yang baik
dengan anak-anak dan membekali anak dengan pemahaman agama yang cukup dan
menanamkan ahlakul karimah yang selalu dilaksanakan di lingkungan rumah, karena
anak akan selalu meniru perilaku orangtua. Pemberian teladan kepada anak akan
lebih baik dari memberi nasihat.Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh
sekolah ialah membuat sebuah program anti bullying di sekolah bullying akan
terus terjadi di sekolah-sekolah, apabila orang dewasa tidak dapat membina
hubungan saling pecaya dengan siswa, tidak menyadari tingkah laku yang masuk
tindakan bullying, tidak menyadari luka yang disebabkan oleh bullying, tidak
menyadari dampak bullying yang merusak kegiatan belajar siswa, serta tida ada
campur tangan secara efektif dari sekolah
BAB
V
PENUTUP
Kesimpulan
Bullying dalam
pendidikan sebenarnya sudah lama ada dalam bentuk kekerasan fisik, verbal dan
psikologis, kekerasan yang menyakiti seseorang sehingga menimbulkan penderitaa,
kecacatan bahkan sampai kematian. Bullying dalam bentu verbal seperti
ejekan, penghinaan, atau menggosipka, bullying dalam bentuk psikologis sepeti
intimidasi, mengucilkan, mendiskriminasikan.
Dampak
dari bullying sangat merugikan penderitaaan misalnya anak mengalami
trauma besar dan depresi yang akhirnya bisa menimbulkan gangguan mental di masa
yang akan datang, dan anak tidak mau pergi ke sekolah, hilang konsentrasi
sehingga prestasinya menurun drastis. Pelaku bullying ini bukan hanya
siswa yang merasa lebih kuat atau lebih senior, tapi kenyataannya banyak
dilakukan oleh guru–guru yang mereka tidak menyadari bahwa perlakuannya
menimbulkan penderitaan bagi siswa. Untuk mengatasi masalah konseling sangat
dibutuhkan. Konselor bekerja sama dengan orang tua ,masyarakat, kepoilsian dan
penegak hukunm untuk memberi pengertian kepada para pelajar dan mahasiswabahwa
bullying sangat merugikan.
DAFTAR PUSTAKA
Alexander
dikutip Sejiwa,2008.10 dalam widiharto 2008.2 Bullying dan Peserta didik.
Oakley.1999:156.30
Oktober 2010 Penelitian Kuantitatif
http://www. blogs.peneltiankuantitatif.Devania annesya.com
Prof.Heru.
2006.observasi.Penerbit: PT.Remaja Rosdakarya
Ramdan,
Dadan Muhammad. 2008. Inilah Catatan Kasus Kekerasan di Sekolah.
Available at:http://okezone.com/Bullying/inilah-catatan-kasus-kekerasan-di-sekolah.htm
Ratna
Djuwita, (2008). Bullying: Kekerasan Terselubung di Sekolah.
http://www.anakku.net,
20 Nopember 2013.
Riauskina,Djuwita
dan Soesetro (2001). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta :
Bumi Aksara
Sugiyono. 2003. Deskriptif Kualitatif. Perencanaa
Pembelajaran. Bandung. Penerbit: PT.Remaja Rosdakarya.
Suryanto,2007.1 dalam Widiharta.2 Bullying dan
Peserta didik.
Yuyun. 2011.
Masalah Kesehatan Mental Remaja di Era Globalisasi.