Minggu, 07 Februari 2016

TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI



   DAFTAR ISI

Kata Pengantar
BAB  I
Pendahuluan
1.1            Latar Belakang
1.2            Rumusan Masalah
1.3            Tujuan
1.4            Manfaat
BAB II
Tinjauan  Pustaka
A.   Landasan Teori
B.   Penelitian yang Relavan
BAB III
Metode Penelitian
A.   Data dan Sumber Data
B.   Desain Penelitian
C.   Teknik Mengumpulkan Data
D.   Teknik Analisis
BAB IV
Pembahasan
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan


DAFTAR PUSTAKA


KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas rahmat dan berkah Tuhan Yang Maha Kuasa.  Yang mana dengan kemudahan dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan tugas laporan observasi yang bertemakan Bullying“.
Adapun laporan observasi  ini  saya susun  guna  memenuhi  persyaratan nilai tugas  dalam  mata  pelajaran Bahasa Indonesia  di  SMA PATRA MANDIRI 01 PLAJU
Terima  kasih  juga saya ucapkan  kepada  guru  pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia karena  telah  memberikan  saya  tugas  sehingga  mengucapkan  terima kasih  kepada  kedua orang tua saya yang senantiasa memberikan semangat dan dukungan serta do’a yang selalu mengiringi saya.
Saya selaku penyusun sadar akan ketidaksempurnaan dan kekurangan dalam laporan ini baik dalam hal sistem penyusunan maupun hasil observasinya. Oleh sebab itu saya sangat berharap atas kritik dan saran yang membangun guna mengembangkan pengetahuan saya dan penunjang lebih baik lagi untuk laporan observasi selanjutnya.




Palembang, November 2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
   Bullying tidak asing lagi untuk didengar di Negara ini. Bullying bahkan tak pernah dapat diartikan ke dalam Bahasa Indonesia. Kekerasan sepertinya tidak cukup untuk menggambarkan makna dari bullying itu sendiri. Di samping itu, bullying tidak serta-merta hanya sebatas tekanan fisik dan mental, melainkan bisa meninggalkan trauma yang amat mendalam bagi korban kasus bullying.
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Dimana pada masa ini remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai kesulitan. Dalam tugas perkembangannya, remaja akan melewati beberapa fase dengan berbagai tingkat kesulitan permasalahannya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut. Pada masa ini juga kondisi psikis remaja sangat labil. Karena masa ini merupakan fase pencarian jati diri. Biasanya mereka selalu ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru dilihat atau diketahuinya dari lingkungan sekitarnya, mulai lingkungan keluarga, sekolah, teman sepermainan dan masyarakat. Semua pengetahuan yang baru diketahuinya baik yang bersifat positif maupun negatif akan diterima dan ditanggapi oleh remaja sesuai dengan kepribadian masing-masing. Remaja dituntut untuk menentukan dan membedakan yang terbaik dan yang buruk dalam kehidupannya. Disinilah peran lingkungan sekitar sangat diperlukan untuk membentuk kepribadian seorang remaja
Perilaku bullying dari waktu ke waktu terus menghantui anak-anak Indonesia. Kasus bullying yang sering dijumpai adalah kasus senioritas atau adanya intimidasi siswa yang lebih senior terhadap adik kelasnya baik secara fisik maupun non-fisik.  Di temukan fakta seputar bullying berdasarkan survei yang dilakukan oleh Latitude News pada 40 negara. Salah satu faktanya adalah bahwa pelaku bullying biasanya para siswa atau mahasiswa laki-laki. Sedangkan siswi atau mahasiswi lebih banyak menggosip ketimbang melakukan aksi kekerasan dengan fisik. Dari survei tersebut juga terdapat negara-negara dengan kasus bullying tertinggi di seluruh dunia. Dan yang parahnya, Indonesia masuk di urutan ke dua. Lima negara dengan kasus bullying tertinggi pada posisi pertama ditempati oleh Jepang, kemudian Indonesia, Kanada, Amerika Serikat, dan Finlandia.
 Kasus bullying di Indonesia seringkali terjadi di institusi pendidikan. Hal ini dibuktikan dengan data dari Komisi Nasional Perlindungan Anak, tahun 2011 menjadi tahun dengan tingkat kasus bullying tertinggi di lingkungan sekolah yaitu sebanyak 339 kasus kekerasan dan 82 diantaranya meninggal dunia (Komnas PA, 2011).
1.2  Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan bullying ?
2.      Bagaimana bentuk perilaku bullying ?
3.      Bagaimana dampak dari bullying ?
4.      Bagaimana cara mengatasi bullying ?

1.3  Tujuan

Tujuan penulisan karya ilmiah secara umum adalah sebagai penunjang dan melengkapi persyaratan tugas untuk mata kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah Sedangkan tujuan khusus pembuatan laporan ini adalah :
1.      Untuk mengetahui apa pengertian dari bullying.
2.      Untuk mengetahui bentuk perilaku bullying yang terjadi di lingkungan sekolah.
3.      Untuk mengetahui dampak dari bullying.

1.4  Manfaat

Manfaat penulisan laporan ini adalah :
1.      Sebagai referensi bacaan untuk para pembaca .
2.      Sebagai pengetahuan terhadap pembaca











Menurut Alexander (dikutip Sejiwa, 2008.10 dalam Widiharto 2008.3) menjelaskan bahwa bullying adalah masalah kesehatan publik yang perlu mendapatkan perhatian karena orang-orang yang menjadi korban bullying kemungkinan akan menderita depresi dan kurang percaya diri. Penelitian-penelitian juga menunjukkan bahwa peserta didik yang menjadi korban bullying akan mengalami kesulitan dalam bergaul.
Bullying berasal dari bahasa Inggris (bully) yang berarti menggertak atau mengganggu. banyak definisi tentang bullying ini, terutama yang terjadi dalam konteks lain ( tempat kerja, masyrakat. komunitas virtual),Riauskina, Djuwita, dan Soesetio (2001).
Bullying secara sederahan diartikan sebagai penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau kelompok sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya (Suryanto, 2007.1 dalam Widiharto.2)
Berdasarkan data yang didapat dalam sebuah penemuan internasional dikatakan 59 persen siswa di Indonesia yang disurvey melaporkan bahwa siswa tersebut mendengar ejekan yang menyakitkan hati dan perasaannya setiap harinya di sekolah sehingga merasa enggan atau malas untuk datang ke sekolah lantaran trauma dan 10% sampai 16% siswa di Indonesia yang disurvey melaporkan bahwa siswa tersebut telah diejek, diolok-olok, dikucilkan, dipukul, ditendang, atau didorong setidaknya sekali dalam setiap minggunya di sekolah. (Huneck, 2006).
Berdasarkan hasil penelitian yang dipaparkan oleh seorang psikolog bernama A. Kasandra Putranto pada seminar yang diadakan di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta pada tanggal 21 November 2012 lalu, menunjukkan bahwa dari 353 siswa yang dijadikan sampel penelitian, tindak bullying yang pernah dialami oleh mereka merupakan tindak bullying dalam klasifikasi fisik dan psikis. Bullying tersebut 33% disebabkan karena siswa kesulitan dalam bergaul dan 26% disebabkan karena fisik yang kecil/ lemah dan cacat. Hasil penelitian tersebut juga menunjukkan dampak yang ditimbulkan oleh aksi bullying membuat 55% siswa merasa tertekan dan gugup, sedangkan 37% siswa mengalami kekurangan dalam berkonsentrasi. Dalam penelitian tersebut, ditunjukkan pula bahwa 36% korban bullying membalas tindak bullying yang mereka terima ( Koebler, Jason. 2011 ).


A.    Data dan Sumber Data
Saya mendapatkan data mengenai Bullying di Internet, Televisi, dan juga koran. Bullying dapat kita jumpai disekitar kita tanpa anda sadari itu karena anda tidak memperhatikan dan juga tidak peduli dengan lingkungan sekitar anda.
B.     Desain Penelitian      
   Menurut Prof. Heru (2006) Observasi adalah Aktivitas yang dilakukan seseorang terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya,untuk mendapatkan informasi-informasi yanf dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.

D.    Teknik Analisis
   Menurut Sugiyono ( 2003:II ) Deskriptif Kualitatif  : Prosedur penelitian berdasarkan data deskriptif ,yaitu berupa lisan atau kata tertulis dari seseorang subjek yang telah diamati dan memiliki karakteristik bahwa data yang tidak diubah serta menggunakan cara yang sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaranya.









Pengertian Bullying memiliki batasan cukup luas ,tak sekedar tindakan kekerasan fisik.Bullying berasal dari kata “bully”,yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya ancaman yang dilakukan seseorang terhadap orang lain. Selain gangguan fisik,korban bullying juga akan mengalami gangguan psikis,berupa stres,karena bullying biasanya berlangsung dalam waktu yang lama.
Dengan demikian, bullying pada hakikatnya adalah “ tindakan menggunakan kekuatan ataupun kekuasaan, untuk melukai seseorang maupun kelompok, secara fisik, mental, serta verbal, sehingga menyebabkan korbanya merasa tertekan, trauma, dan tak berdaya”. Maka berlangsungnya bentuk kekerasan ini dalam dunia pendidikan,yang diakui atau tidak hingga kini masih saja terus terjadidi negeri kita, jelas merupakan pelanggaran Hak Anak secara kasat mata, sehingga mesti segera diakhiri.
Pendidikan sebagaimana diketahui, adalah paduan dari kata education. Education sendiri berasal dari kata “educare”, yang berarti ‘mendorong keluar’atau ‘memunculkan sesuatu dari dalam’. Dengan demikian pendidikan pendidikan sesungguhnya tidaklah identik dengan proses memasukkan sesuatu dari luar ke dalam, melainkan justru sebaliknya proses memunculkan sesuatu dari dalam ke luar.

Secara garis besar bullying dapat dikategorikan dalam beberapa bentuk agresivitas,yakni :
a)      Agresivitas Fisik
Misalnya : memukul, mencakar, mencubit, menjabak, menendang, merusak barang,memeras, melakukan pelecehan,dll
b)      Agresivitas Emosional
Misalnya   : mengancam, menakut-nakuti, menggertak, mempermaikankan, dll
c)      Agresivitas Verbal
Misalnya : mengejek, menghina, mengolok-olok, memaki, merendahkan, mengitimidasi dll
d)     Agresivitas Non Verbal
1.      Langsung
Misalnya : memandang secara sinis, menibir, menampakkan ekspresi wajah menghina atau merendahkan, dan lain-lain.


2.      Tak langsung
Misalnya : tak memedulikan, menyikapi dengan cuek, mendiamkan, mengabaikan, mengucilkan, menelantarkan, mengirimi surat-kaleng,dan lain-lain.
Adanya Bullying antar anak ,biasanya terjadi pada anak usia sekolah. Para pelaku umumnya memiliki sifat berani, tidak mudah takut, dan punya motif dasar tertentu, yakni agretivitas, rasa rendah hati, dan kecemasan. Jadi bullying menjadi bentuk “ mekanisme pertahanan diri” yang digunakan pelaku untuk menutupi perasaan rendah dirinya sendiri.
Para korban bullyimg umumnya bukanlah pemberani, memiliki rasa cemas, dan rendah diri, yang menjadikan mereka sebagai korban tindak kekerasan ( Ramdan, Dadan Muhammad. 2008 ). Akibat mendapat perlakuan ini,korban pun memiliki rasa dendam,untuk suatu ketika akan mebalasnya terhadap individu lain. Sehingga bukan tak mungkin korban bullying akan menjadi pelaku bullying pada anak lain yang ia pandang sesuai dengan tujuannya,yaitu guna mendapat kepuasan dengan cara membalas dendam. Ada proses belajar yang sudah ia jalani, dan ada dendam yang tak terselesaikan.siswa korban “bullying” akan mengalami permasalahan kesulitan dalammembina hubungan interpersonal dengan orang lain dan jarang datang ke sekolah. Akibatnya, mereka (korban bullying) ketinggalan pelajaran dan sulit berkonsentrasi dalam belajar sehingga hal tersebut mempengaruhi kesehatan fisik dan mental baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Beberapa hal yang bisa menjadi indikasi awal bahwa anak mungkin sedang mengalami “bullying” di skolaholeh bullying, tidak menyadari dampak bullying yang merusak kegiatan belajar siswa, serta tida ada campur tangan secara efektif dari sekolah.
Penyebab terjadinya bullying tak jarang dikaitkan dengan adanya tindak kekerasan yang dialami oleh pelaku di masa sebelumnya, itu terjadi di rumah maupun di dekolah, yang dilakukan baik oleh orangtua maupun para guru. Demikian pula pengaruh budaya kekerasan di telivisi dan flim. Kata-kata kunci untuk mengakhiri rangkaian tindakan bullying yang terjadi di lingkungan sekolah maupun di rumah,tak lain adalah “ STOP KEKERASAN” artinya kkersan harus diakhiri dalam semua bidang kehidupan di lingkungan atau pun sekolah.
Di samping itu cara mengatasi bullying yang terjadi di kalangan remaja Pencegahan agar anak tidak menjadi pelaku bullying, Cara menghimbau para orang tua untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak sejak dini.Ajarkan anak untuk memliki rasa empati, menghargai orang lain, dan menyadarkan sang anak bahwa dirinya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Masyarakat mendesak pemerintah agar memiliki program yang tegas, jelas dan terarah, kalau kita diam saja, maka itu sama saja dengan melegalkan tradisi dendam di sekolah tersebut. Dan merupakan bahaya yang akan kerap menghantui para siswa sekolah, baik pada generasi ini, dan pada generasi mendatang.Untuk mengatasi dan mencegah masalah bullying diperlukan kebijakan yang bersifat menyeluruh di sekolah, sebuah kebijakan yang melibatkan komponen dari guru sampai siswa, dari kepala sekolah sampai orang tua murid ,kerja sama antara guru,orang tua dan masyarakat atau pihak lain yang terkait seperti kepolisian, aparat hukum dan sebagainya. sangat diperlukan dalammenangani masalah ini.
Peran orang tua di rumah harus mampu menciptakan komunikasi yang baik dengan anak-anak dan membekali anak dengan pemahaman agama yang cukup dan menanamkan ahlakul karimah yang selalu dilaksanakan di lingkungan rumah, karena anak akan selalu meniru perilaku orangtua. Pemberian teladan kepada anak akan lebih baik dari memberi nasihat.Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh sekolah ialah membuat sebuah program anti bullying di sekolah bullying akan terus terjadi di sekolah-sekolah, apabila orang dewasa tidak dapat membina hubungan saling pecaya dengan siswa, tidak menyadari tingkah laku yang masuk tindakan bullying, tidak menyadari luka yang disebabkan oleh bullying, tidak menyadari dampak bullying yang merusak kegiatan belajar siswa, serta tida ada campur tangan secara efektif dari sekolah













BAB V
PENUTUP

Kesimpulan


Bullying dalam pendidikan sebenarnya sudah lama ada dalam bentuk kekerasan fisik, verbal dan psikologis, kekerasan yang menyakiti seseorang sehingga menimbulkan penderitaa, kecacatan bahkan sampai kematian. Bullying dalam bentu verbal seperti ejekan, penghinaan, atau menggosipka, bullying dalam bentuk psikologis sepeti intimidasi, mengucilkan, mendiskriminasikan.
 Dampak dari bullying sangat merugikan penderitaaan misalnya anak mengalami trauma besar dan depresi yang akhirnya bisa menimbulkan gangguan mental di masa yang akan datang, dan anak tidak mau pergi ke sekolah, hilang konsentrasi sehingga prestasinya menurun drastis. Pelaku bullying ini bukan hanya siswa yang merasa lebih kuat atau lebih senior, tapi kenyataannya banyak dilakukan oleh guru–guru yang mereka tidak menyadari bahwa perlakuannya menimbulkan penderitaan bagi siswa. Untuk mengatasi masalah konseling sangat dibutuhkan. Konselor bekerja sama dengan orang tua ,masyarakat, kepoilsian dan penegak hukunm untuk memberi pengertian kepada para pelajar dan mahasiswabahwa bullying sangat merugikan.











DAFTAR PUSTAKA

Alexander dikutip Sejiwa,2008.10 dalam widiharto 2008.2 Bullying dan Peserta didik.
Oakley.1999:156.30 Oktober 2010 Penelitian Kuantitatif
http://www. blogs.peneltiankuantitatif.Devania annesya.com
Prof.Heru. 2006.observasi.Penerbit: PT.Remaja Rosdakarya
Ramdan, Dadan Muhammad. 2008. Inilah Catatan Kasus Kekerasan di Sekolah. Available at:http://okezone.com/Bullying/inilah-catatan-kasus-kekerasan-di-sekolah.htm
Ratna Djuwita, (2008). Bullying: Kekerasan Terselubung di Sekolah.
http://www.anakku.net, 20 Nopember 2013.

Riauskina,Djuwita dan Soesetro (2001). Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik. Jakarta : Bumi Aksara
Sugiyono. 2003. Deskriptif Kualitatif. Perencanaa Pembelajaran. Bandung. Penerbit: PT.Remaja Rosdakarya.
Suryanto,2007.1 dalam Widiharta.2 Bullying dan Peserta didik.
Yuyun. 2011. Masalah Kesehatan Mental Remaja di Era Globalisasi.



Adab Terhadap Orangtua dan Guru



DAFTAR ISI
PENDAHULUAN

Definisi Akhlak

A.    Akhlak terhadap orang tua
Syarat Menjadi Anak Berbakti

B.     Akhlak Terhadap Guru
Adab-Adab Menghormati Guru

C.    Realita Anak Zaman Sekarang

D.    Durhaka Kepada Orang Tua dan Guru
1.    Definisi Durhaka
2.    Di antara Bentuk Durhaka pada Orang Tua



PENDAHULUAN

            Seberapa hormatkah kita sebagai anak kepada orang tua kita?guru kita?mungkin kata tersebut bukanlah kata yang mesti ditanyakan,karena rasa hormat kepada orang tua dan guru itu merupakan sebuah kewajiban bagi seorang anak.
            Beginilah cara al-Qur’an dan hadits-hadits menjelaskan mengenai kewajiban anak terhadap orang tua. Mereka harus menghormati, mentaati , berbuat baik dan tidak berkata buruk atau sesuatu yang menyakitkan kedua orang tua. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” QS. Al-Isra’, 17: 23. Karena kedua orang tua, terutama ibu, telah mengawali melakukan kewajiban dengan kasih sayang yang dilimpahkan. Sejak anak masih berupa bayi, bahkan masih dalam kandungan. Hamil dengan penuh beban kesusahan, melahirkan, menyusui, merawat, mendidik dan menafkahi dan saat melahirkan ibu melakukan taruhan nyawa dan darah. Semua itu merupakan bentuk kasih sayang yang telah dilakukan kedua orang tua.
Description: Surat Luqman ayat 14
(QS. Luqman, 31: 14 dan QS al-Ahqaf, 46: 15). Jadi, tinggal anak yang berkewajiban untuk menghormati dan memuliakan kedua orang tuanya.
            Namun nyatanya pada zaman yang modern seperti sekarang ini istilah hormat kepada orang tua itu mulai berkurang.Anak zaman sekarang saat ini banyak sekali anak yang tidak berbakti kepada orang tuanya dan mulai berlaku tidak sopan kepada orang tuanya,kebanyakan anak mempunyai pendengaran yang tidak peka pada perkataan orang tua sehingga mempunyai  istilah masuk telinga kanan keluar telinga kiri.Tidak sedikit anak yang membangkang peintahnya dan menyakiti hati orang.Sungguh perbuatan yang sangat tercela yang menyakiti orang tua dan termasuk kedalam golongan anak yang durhaka.
            Perlu diketahui orang tua merawat dan mengasuh anak-anakmya hampir sepanjang hidup mereka, hingga pada sampai saat orang tua menjadi tua dan lemah sehingga membutuhkan perawatan dan pememeliharaan untuk dirinya. Dan anak-anaknyalah yang wajib melakukannya sebagai bentuk ketaatan kepada perintah-Nya dan hanya mengharapkan pahala-Nya.




AKHLAK MUSLIM TERHADAP ORANG TUA dan GURU

Definisi Akhlak
            Akhlak adalah suatu sikap yang melekat dalam jiwa seseorang yang melahirkan perbuatan-perbuatan berdasarkan kemauan dan pilihan,baik dan buruk, terpuji dan tercela. Akhlak tersebut melekat menjadi tabiat jiwa karena pengaruh pendidikan baik dan buruk. Seorang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling sempurna akhlaknya dan akhlak merupakan amalan yang paling utama serta merupakan amalan yang paling banyak memasukkan ke surga.
               
                Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu alkhulq, al-khuluq yang mempunyai arti watak, tabiat. Secara istilah akhlak menurut Ibnu Maskawi adalah sesuatu keadaan bagi jiwa yang mendorong ia melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa melalui pikiran dan pertimbangan. Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya, ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi, pada mulanya tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus menerus, maka jadilah suatu bakat dan akhlak.

A.     Akhlak terhadap orang tua
Orang tua adalah penyebab perwujudan kita. Kalaulah mereka itu tidak ada, kitapun tidak akan pernah ada. Kita tahu bahwa perwujudan itu disertai dengan kebaikan dan kenikmatan yang tak terhingga banyaknya, plus berbagi rizki yang kita peroleh dan kedudukan yang kita raih. Orang tua sering kali mengerahkan segenap jerih paya mereka untuk menghindarkan bahaya dari diri kita. Mereka bersedia kurang tidur agar kita bisa beristirahat. Mereka memberikan kesenangan-kesenangan kepada kita yang tidak bisa kita raih sendiri. Mereka memikul berbagai penderitaan dan mesti berkorban dalam bentuk yang sulit kita bayangkan.

          Dengan demikian, menghardik kedua orang tua dan berbuat buruk kepada mereka tidak mungkin terjadi kecuali dari jiwa yang bengis dan kotor, berkurang dosa, dan tidak bisa diharap menjadi baik. Sebab, seandainya seseorang tahu bahwa kebaikan dan petunjuk allah mempunyai peranan yang sangat besar, tentunya siapa tahu pula bagaimana harus berbuat baik kepada orang yang semestinya diperlakukan dengan baik., bersikap mulia terhadap orang yang telah membimbing, berterima kasih kepada orang yang telah memberikan kenikmatan sebelum dia sendiri bisa mendapatkannya, dan yang telah melimpahinya dengan berbagai kebaikan yang tak mungkin bisa di balas. Orang tua adalah orang\orang yang bersedia berkorban demi anaknya, tanpa memperdulikan apa balasan yang akan diterimanya.
           
            Kewajiban anak adalah penghormatan (dan tentu ketaatan) dan haknya adalah memperoleh kasih- sayang. Idealnya, prinsip ini tidak bisa dipisahkan. Artinya, seorang diwajibkan menghormati jika memperoleh kasih-sayang. Dan orang tua diwajibkan menyayangi jika memperoleh penghormatan. Ini timbal balik, yang jika harus menunggu yang lain akan seperti telur dan ayam. Tidak ada satupun yang memulai untuk memenuhi hak yang lain. Padahal biasanya, seseorang memperoleh hak jika telah melaksanakan kewajiban. Karena itu, yang harus didahulukan adalah kewajiban. Tanpa memikirkan hak yang mesti diperoleh. Orang tua seharusnya menyayangi, dengan segala perilaku, pemberian dan perintah kepada anaknya, selamanya. Begitu juga anak, harus menghormati dan memuliakan orang tuanya, selamanya. Sebagai wujud bakti kita terhadap orang tua, kita harus mengetahui mana akhlak yang harus kita lakukan dan kebiasaan buruk yang harus kita jauhi agar tidak menyakiti hati orang tua.
            Allah mewasiatkan agar berterima kasih kepada kedua orang tua disamping bersyukur kepadaNya. Allah juga memerintahkan agar sang anak memperlakukan kedua orang tua dengan cara yang baik walaupun mereka memaksanya berbuat kufur terhadap Allah. Berdasarakan ini anda tahu, bahwa yang disyariatkan bagi anda adalah tetap memperlakukan ayah anda dengan baik, tetap berbuat baik kepadanya walaupun ia bersikap buruk terhadap anda. Terus berusaha mengajaknya kepada al-haq. Kendati demikian, anda tidak boleh mematuhinya dalam hal kemaksiatan.
            Sebagai wujud rasa berterima kasih kita terhadap orang tua tentulah tidak cukup hanya dengan mengucapkan rasa syukur dan terima kasih. Kasih sayang orang tua harus kita balas juga dengan kasih sayang dengan cara berbakti kepada mereka dengan tiada akhir. Meskipun si anak sudah dewasa dan berkeluarga, anak masih memiliki kewajban dan tanggung jawab terhadap orang tuanya.

Syarat Menjadi Anak Berbakti
            Ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi, agar seorang anak bisa disebut sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya:
1.    Lebih mengutamakan ridha dan kesenangan kedua orang tua daripada ridha diri sendiri, isteri, anak, dan seluruh manusia.
2.    Menaati orang tua dalam semua apa yang mereka perintahkan dan mereka larang baik sesuai dengan keinginan anak ataupun tidak sesuai dengan keinginan anak. Selama keduanya tidak memerintahkan untuk kemaksiatan kepada Allah.
3.    Memberikan untuk kedua orang tua kita segala sesuatu yang kita ketahui bahwa hal tersebut disukai oleh keduanya sebelum keduanya meminta hal itu. Hal ini kita lakukan dengan penuh kerelaan dan kegembiraan dan selalu diiringi dengan kesadaran bahwa kita belum berbuat apa-apa meskipun seorang anak itu memberikan hidup dan hartanya untuk kedua orang tuanya.
B.     Akhlak Terhadap Guru
            Sebagai penuntut ilmu, sesungguhnya kewajiban menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban yang Allah berikan kepada setiap muslim dan muslimah. Seorang muslim berkewajiban untuk menuntut ilmu yang dengannya ia dapat beribadah dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syari’at.
Allah berfirman yang artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.       
            Hendaknya seorang muslim meniatkan upaya menuntut ilmu tersebut untuk mencari ridha Allah semata, ditujukan agar menuntut ilmu tersebut ia dapat mengerti apa yang diwajibkan dan diharamkan Allah terhadapnya. Maka ilmu utama yang harus ia cari adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tugas hidupnya sebagai hamba Allah, yaitu untuk beribadah. Adapun ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kehidupan sosial, seperti kedokteran, matematika, fisika, pengetahuan alam dan ilmu-ilmu lainnya, maka yang demikian itu merupakan suatu keutamaan jika ia mempelajarinya.      
            Untuk memperoleh ilmu tersebut, tentulah kita membutuhkan orang yang ahli dalam bidang ilmu. Orang yang ahli dalam bidang ilmu adalah guru. Sebagaimana orang tua kita, ternyata guru juga mempunyai jasa yang sangat besar kepada kita. Mereka mengajari kita ilmu yang berguna, mendidik ahklaq, tentunya kita juga wajib mencintai dan menghormatinya, menyenangkan hatinya dan memperlakukannya dengan baik. Menerima pelajaran yang diberikan guru dengan hati yang penuh rasa ikhlas, perasaan senang, mematuhi perintahnya tentunya akan bermanfaat bagi kita sendiri.

Sabda Rosululloh saw :
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Barang siapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu padanya, Alloh mudahkan baginya dengannya jalan menuju syurga”.
Murid yang sopan dan rendah hati akan mudah mendapatkan ilmu dan mendapatkan manfaatnya. Sebaliknya murid yang sombong dan tidak sopan hanya akan menambah kesombongan dan meperburuk perilakunya.
Adab-Adab Menghormati Guru :
1.    Mulai memberi salam dan hormat.
2.    Banyakkan berdiam diri.
3.    Meminta izin guru untuk bertanya.
4.    Jangan sekali-kali berhujah dengan guru.
5.    Tunjukkan sikap menerima pendapatnya.
6.    Tidak menyinggung perasaannya.
7.    Duduk bersopan dan tenang di hadapan guru.
8.    Cari masa yang sesuai untuk bertanya.
9.    Sentiasa berbaik sangka dengan guru.
10.              Tidak memandang besar kelemahannya kerana dia juga manusia biasa.
11.              Memberikan segala keutamaan terhadap guru.
12.              Sentiasa merendah diri kepadanya.

C. REALITA ANAK ZAMAN SEKARANG
Orang tua merawat dan mengasuh anak-anaknya hampir sepanjang hidup mereka,sejak sang ibu mengandung seorang anak selama kurang lebih selama 9 bulan,mungkin bisa kita ibaratkan kita sedang menggendong tas yang berisi buku-buku yang menambah beban pikul kita waktu berangkat kuliah,mungkin akan terasa berat dan capek sehingga mengurangi buku itu dan mungkin kalau sudah diambang batas buku yang ada dalam tas itu kita keluarkan atau bahkan kita lempar sejauh mungkin karena menyebabkan punggung kita sakit. Berbeda jauh dengan sang ibu yang yang sedang mengandung,dia tidak pernah mengeluh bahkan sang ibu sangat senang dengan sepenuh hati saat sedang mengandung,kasih sayangnya dia sampaikan dengan mengelus-elus perutnya sambil memejamkan matanya penuh harapan kepada sang illahi dengan harapan semoga anak yang dikandungnya ini menjadi anak yang sholeh dan berbakti kepada orang tuanya.
Berbeda dengan perjuangan seorang ayah dalam mencari rejeki yang halal untuk memenuhi kebutuhan keluarganya terutama pada sang anak yang dalam masa kandungan.Pada pagi hari sang ayah pergi bekerja dan terus bekerja hingga larut malam.
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya ; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah , dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu , hanya kepadaKu-lah kembalimu . Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu”.
            Orang tua semakin lama semakin termakan oleh usia mereka menjadi tua rentan dan melemah. Kulit ibu yang cantik semakin tua semakin mengkerut, ayah yang biasa menggendong kini tulang punggungnya semakin rapuh dan bungkuk. Mereka menjadi sangat tua dan lemah sehingga membutuhkan perawatan dan pememeliharaan untuk dirinya. Dan tidak ada lagi orang selain anak-anaknyalah yang wajib melakukannya sebagai bentuk ketaatan kepada perintah-Nya dan hanya mengharapkan pahala-Nya.
            Namun kenyataannya  pada zaman sekarang ini Panti Jompo masih sangat penuh oleh orang tua.Panti jompo adalah suatu tempat orang tua. Maksudnya, merekalah orang tua yang dicampakkan oleh anaknya atau lebih parahnya si anak itu sudah malas merawat orang tuanya yang sudah tua, karena orang tuanya selalu merengek kesakitan karena penyakit umurnya sehingga si anak itu merasa risih dan terganggu karena keberadaannya,ada juga karena sang anak lebih mengutamakan kebebasan semu dari pada bakti kepada orang tuanya .Berbeda sekali dengan orang tua yang merawat sang anak dari kecil hingga dewasa sampai sekarang ini. Mereka selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan tidak pernah ada rasa keluh kesal didalam hati mereka.
            Masih banyak juga anak yang masih sangat malas untuk melayani dan merawat orang tua.Seperti kejadian yang seperti ini, “Nak,bisa tolong belikan ibu garam dapur ke warung?Ibu sedang masak kehabisan garam”,suruh seorang kepada anaknya.
Namun,si anak menjawab,”ah,bu malas aku barus aja pulang sekolah”.
Mungkin percakapan seperti ini sudah sering kita dengar dan bahkan pernah kita alami.
Sungguh si anak itu telah menjawab dengan perkataan yang salah dan durhaka. Padahal garam juga untuk kebutuhan makan si anak. Bagaimana rasa sayur tanpa garam tentu tidak enak. Bahkan ironis sekali ada juga orang tua yang secara tidak sadar dianggap sebagai pembantu. Mereka membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan menjadi pengasuh anak dari si anak yang sudah berumah tangga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Sungguh merugi, sungguh merugi, dan sungguh merugi orang yang mendapatkan kedua orangtuanya yang sudah renta atau salah seorang dari mereka kemudian hal itu tidak dapat memasukkannya ke dalam surga.

D.     DURHAKA KEPADA ORANG TUA dan GURU

Definisi Durhaka
            Kata al-’uquuq (durhaka) berasal dari kata al-’aqq yang berarti asy-syaq (mematahkan) dan al-qath’u atau dalam bahasa Arab disebut al-’aaq (anak yang durhaka). Jamak dari kata al-’aaq adalah al-‘aqaqah. Yang dimaksud dengan al-’uquuq (durhaka) adalah mematahkan “tongkat” ketaatan dan “memotong” (memutus) tali hubungan antara seorang anak dengan orang tuanya. Jadi, yang dimaksud dengan perbuatan durhaka kepada kedua orang tua adalah mematahkan “tongkat” ketaatan kepada keduanya, memutuskan tali hubungan yang terjalin antara orang tua dengan anaknya. Seorang anak dikatakan telah durhaka kepada orang tuanya jika dia tidak patuh dan tidak berbuat baik kepadanya, meninggalkan sesuatu yang disukai keduanya, dan tidak menaati apa yang diperintahkan atau diminta oleh mereka berdua.

Di antara Bentuk Durhaka pada Orang Tua
’Abdullah bin ’Umar radhiyallahu ’anhuma berkata,

إبكاء الوالدين من العقوق
Membuat orang tua menangis termasuk bentuk durhaka pada orang tua.”


Mujahid mengatakan.

لا ينبغي للولد أن يدفع يد والده إذا ضربه، ومن شد النظر إلى والديه لم يبرهما، ومن أدخل عليهما ما يحزنهما فقد عقهما
Tidak sepantasnya seorang anak menahan tangan kedua orang tuanya yang ingin memukulnya. Begitu juga tidak termasuk sikap berbakti adalah seorang anak memandang kedua orang tuanya dengan pandangan yang tajam. Barangsiapa yang membuat kedua orang tuanya sedih, berarti dia telah mendurhakai keduanya.”

Ka’ab Al Ahbar pernah ditanyakan mengenai perkara yang termasuk bentuk durhaka pada orang tua, beliau mengatakan,
إذا أمرك والدك بشيء فلم تطعهما فقد عققتهما العقوق كله
Apabila orang tuamu memerintahkanmu dalam suatu perkara (selama bukan dalam maksiat, pen) namun engkau tidak mentaatinya, berarti engkau telah melakukan berbagai macam kedurhakaan terhadap keduanya.”
Oleh karena itu berbuat baiklah kepada orang tua dan guru selagi masih ada kesempatan untuk berbakti kepada mereka. Terutama berbakti kepada ibu.
Dalam kedua kitab Shahih diriwayatkan, “Seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan bertanya, Wahai Rasulullah, siapakah yang berhak mendapatkan perlakuan baik? Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, Ibumu. Beliau bertanya, Kemudian siapa? Rasulullah menjawab, Ibumu la bertanya lagi, Kemudian siapa lagi? la menjawab, ibumu. la bertanya lagi, kemudian siapa? Beliau menjawab, ‘Ayahmu. Kemudian yang paling dekat dan yang paling dekat.
            Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengulangi kewajiban berbakti kepada seorang ibu hingga tiga kali sedangkan berbakti kepada ayah satu kali. Hal itu disebabkan karena derita yang dialami seorang ibu lebih besar dari pada yang dialami seorang ayah dan kasih sayang yang diberikannya juga lebih besar daripada ayah. Belum lagi kalau dibandingkan dengan beratnya mengandung, kontraksi, melahirkan, menyusui, dan berjaga malam.
            Pengorbanan ibu terhadap kita sebagai anak sungguhlah besar. Tidak ada materi berupa uang, dan harta untuk membalas jasa seorang ibu melainkan menjadi anak yang saleh dan berbakti kepadanya.